4 min dibaca
Mengapa Konsep tentang Hidup Perlu Dimaknai dari Dunia Kehidupan Orang Muda

Suara Keheningan | RP. Inosensius I. Sigaze, O.Carm

Baca artikel asilnya di sini: Mengapa Konsep tentang Hidup Perlu Dimaknai dari Dunia Kehidupan Orang Muda? Halaman 1 - Kompasiana.com 

"Untuk memahami hidup dalam dimensi yang kekinian dan kebaruan, orang perlu berjumpa dengan orang-orang muda sesering mungkin. Temukan pesan tersembunyi dari pengalaman keseharian mereka, maka hidup itu akan menjadi sungguh bermakna."

Cerita tentang orang muda Indonesia di Jerman tentu merupakan sesi cerita tentang kehidupan dan pergulatan yang gampang-gampang susah. Ya, berbagai situasi mereka harus hadapi untuk mencapai tujuan utama mereka.

Aneka situasi itu tentu membentuk mereka menjadi orang yang memiliki aneka pengalaman dan tentunya punya keragaman perspektif tentang hidup. Semua orang tentu punya konsep dan perspektif tentang hidup, yang bisa dimaknai melalui berbagai peristiwa yang dialami seseorang.

Ya, perjumpaan seseorang dengan kenyataan lain bisa menjadi hal yang positif, tetapi juga bisa berdampak negatif. Nah, dalam tulisan ini, saya bermaksud melukiskan konsep tentang hidup dari pengalaman berjumpa orang muda Indonesia di Jerman pada tanggal 2-3 Oktober 2021 di Kornberg, Jerman.

Saya menghadiri pertemuan orang muda itu untuk memberikan sebuah refleksi kecil tentang apa yang penting bagi kaum mudah Indonesia di Jerman. Tentu, refleksi ini sangat pribadi yang berangkat dari pengalaman perjumpaan saya dengan mereka semua.

Satu pertanyaan yang penting setelah melewati saat-saat perjumpaan itu adalah:  Mengapa konsep tentang hidup perlu dimaknai dari dunia kehidupan orang muda? 

Ada beberapa alasan sekaligus gagasan tentang kehidupan yang berawal dari dunia kehidupan orang muda:

1. Orang muda itu suka pergi ke tempat-tempat baru

Memiliki jiwa "suka pergi" rupanya menjadi jiwa dari sebagian besar orang muda. Kebanyakan orang muda tahu dengan baik semua sudut kota dan segala sesuatunya. Ya, mereka suka pergi untuk melihat dan mengunjungi tempat-tempat baru yang unik dan bersejarah, menarik dan benar-benar baru.

Kerinduan sebagian orang muda untuk mengalami tempat-tempat baru punya hubungannya dengan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu dalam konteks orang muda bukan sebagai jawaban atas alasan kejenuhan, tetapi lebih karena peluang dan kesempatan untuk mengalami hal yang baru. 

Kebaruan dan kekinian merupakan dua hal yang berhubungan erat dengan sesuatu yang beda atau dengan sesuatu yang lain. Nah, di dalam kebaruan dan kekinian itu sebetulnya sangat mudah dialami oleh karena seseorang berada dalam ruang dan waktu yang lain.

Demikian juga konsep tentang hidup terbentuk melalui ruang lingkup kehidupan yang selalu baru itu. Ya, sebuah dinamika yang berubah-ubah itu bisa saja membentuk konsep tentang hidup sebagai suatu perjalanan.

Untuk suatu perjalanan, orang harus siap untuk meninggalkan rumahnya, orang perlu menyiapkan diri untuk mengambil langkah pertama. Orang mempersiapkan segala sesuatu terkait apa yang mesti dibawa dan tidak perlu dibawa serta.

Dalam perjalanan pun seseorang akan berhadapan dengan kenyataan akan menaiki sebuah kereta dan harus turun dan berhenti kemudian berulang lagi dan seterusnya. Semua membutuhkan konsentrasi untuk memerhatikan segala sandi dan rambu dalam perjalanan itu.

Demikian konsep tentang hidup itu bisa dipelajari dan dimaknai secara lebih dalam lagi ketika seseorang melakukan perjalanan. Semakin sering seseorang melakukan perjalanan, maka semakin banyak perjumpaan dengan yang lain, yang justru membuka wawasan dan gagasannya untuk mengerti apa itu hidup.

2. Dunia kehidupan orang muda menyukai permainan (Game spiel)

Sebagian orang melihat hidup ini begitu keras, ya karena situasi sulit dan tidak beruntung yang mereka hadapi. Meskipun demikian, berangkat dari kenyataan perjumpaan saya bersama orang muda Indonesia di Kornberg kemarin, dapat dikatakan bahwa dalam arti tertentu hidup itu tidak selamanya keras, tetapi hidup adalah juga suatu permainan.

Pertama kali saya menjumpai mereka, terlihat bahwa mereka sedang bermain biliard. Pemandangan itu seakan-akan memberikan satu isyarat tentang dunia kehidupan orang muda yang bervariasi dan penuh dinamika.

Hidup tidak harus dan tidak selamanya keras, kaku dan tegang, tetapi orang perlu bergerak, membungkuk, menatap ke arah tertentu yang menjadi tujuannya. Nah, hidup itu mirip sekali dengan bermain billiard. Orang perlu menentukan pilihan yang tentu berbeda dari orang lain. Kemudian dari pilihan itu, ia belajar hidup secara konsisten untuk mencapai puncak tujuannya yakni suatu kemenangan.

Meskipun demikian, selama permainan itu ada begitu banyak kemungkinan yang terjadi, bahkan sering juga terjadi di bawah arus kesadaran manusia. Terkadang kemenangan diperoleh karena kesalahan orang lain. Bahkan ada juga yang menertawakan kekalahan orang lain. Nah, tidak jarang pula, ada orang yang mengharapkan orang lain kalah dan melakukan kesalahan-kesalahan.

Tentu dari kenyataan-kenyataan itu sebetulnya memperjelas hal yang penting bahwa hidup itu tidak ada yang sempurna atau bahwa tidak ada satu manusiapun yang sempurna, no body is perfect. 

Dari situlah perspektif tentang hidup terbentuk bahwa hidup itu ibarat seseorang ada dalam lingkup pertandingan, ya sebuah permainan yang membutuhkan ketenangan, kesabaran, ketelitian dan juga respek pada orang lain.

3. Orang muda menyukai  keberagaman

Gagasan tentang hidup tidak hanya cukup dengan perjalanan dan sebuah permainan, ternyata hari-hari perjumpaan kami masih saja memberikan inspirasi berantai tentang hidup itu sendiri. Hidup itu menarik karena adanya perbedaan.

Konsep tentang hidup yang bisa dipelajari dari dunia kehidupan orang muda ditemukan secara sangat sederhana justru pada saat makan. Pada waktu itu kami berada dalam satu ruangan dengan bentuk yang memanjang. Semua asik menikmati pizza dengan warna, rasa dan adonan yang berbeda-beda. 

Nah, itulah keindahannya, bukan karena cuma satu rasa, satu adonan dan satu warna, tetapi karena ada keberagaman di dalamnya.Generasi muda Indonesia sebaiknya menyadari kekayaan dirinya yang tumbuh dalam mentalitas anti eksklusivisme. Tampak dari selera makan pizza sebenarnya ada dimensi yang terpendam bahwa di sana mereka adalah wakil dari generasi baru yang hidup dalam konsep mencintai pluralitas (vielfalt).

Hidup itu tidak hanya milik satu orang, tidak hanya ada satu warna, tidak hanya ada satu bahasa, suku, agama, tetapi di sana ada perbedaan demi perbedaan yang setiap waktu selalu saja ada bedanya dan sekaligus memberikan nilai lebih lainnya.

4. Orang muda itu menyukai kekayaan dimensi cahaya

Sungguh tidak menyangka bahwa dari orang muda itulah saya sendiri belajar mengenal apa artinya hidup itu. Ya, mereka telah memperkaya perspektif tentang hidup diri sendiri dan hidup umumnya. Saya masih ingat, malam itu sekitar pukul 21.00 malam. 

Semua peserta diminta bergerak menuju halaman depan rumah penginapan. Oh ternyata, di sana telah disediakan tempat khusus berupa api unggun. Sebuah api di tengah malam, yang dikelilingi orang-orang muda yang terkadang punya rasa menggigil kedinginan. Mereka duduk merapatkan diri untuk merasakan kehangat cinta dan persaudaraan di antara mereka. 

Yang tersisa cuma percikan api dari bara di pusaran unggun dengan cahaya yang coba menyapa setiap wajah. Semuanya terlihat samar-samar di tengah padang di atas puncak gunung Kornberg, Jerman. Itu kah hidup? Pertanyaan kecil seakan membisik kalbuku saat itu. Beberapa orang coba menusuk BBQ Marshmallows dan memanggang itu dekat pusaran bara.

Di tengah samar-samar cahaya gelap itu kami menikmati lezat nya BBQ Marshmallows. Tidak hanya itu, ketika itu juga orang-orang muda selalu punya cerita dan ide yang baru dan menarik. Guyonan dan komentar seakan menjadi teman malam yang dingin saat itu. 

Malam akhirnya tidak selamanya menjadi buntu dan kaku, tetapi di sana ada harapan dan titik terang persahabatan yang didukung dengan cerita-cerita seru. Itulah hidup. Hidup itu ternyata tidak selamanya ditemani dengan kejelasan, tetapi terkadang pula terlihat samar-samar, tidak hanya dalam gagasan, cita-cita dan niat baik, tetapi juga dalam visi hidup di masa depan.

Dalam kesadaran seperti itulah, sebetulnya dibutuhkan keseimbangan konsep untuk menerima kenyataan perubahan dan dinamika dalam hidup itu. Malam pun ternyata bisa mendatangkan gelak tawa, malam bisa juga menjadi sukacita. 

5. Orang muda itu suka menulis yang berkesan, lucu dan bermakna

Hidup itu tidak selamanya sekedar berdiri di sekitar api unggun, tetapi lebih dari itu seperti orang-orang muda belajar menulis tentang sesama mereka dengan kata-kata baru yang mendatangkan sorak tawa, riang dan happy apa adanya. 

Tidak menyangka ada yang menulis seperti ini: Hai.... A, saat pertama melihat kamu, dalam hati kecilku hanya bisa bilang, "Masya Allah, tetapi saat mengenalmu, saya dengan yakin mengatakan ini, "Insya Allah."Sungguh tidak menyangka bahwa ide dan kreativitas orang muda seperti tidak pernah mengenal yang namanya kebekuan suasana karena bermacam-macam persoalan. 

Penglihatan mereka yang tajam menyentuh realitas, begitu ampuh membongkar gengsi dan jaim di tengah aroma anak zaman yang semakin arogan. Hidup itu ternyata mirip seperti suatu sesi pelajaran menulis tentang orang lain. 

Sanggupkah kata-kata itu melahirkan sukacita, tawa seru dan meriah? Dunia orang muda telah mengukir konsep tentang hidup yang berdimensi banyak. Hidup itu membutuhkan kata-kata positif. Hidup itu membutuhkan bukan cuma komentar yang lucu, tetapi juga komentar dan kata-kata menyentuh hati dan bermakna. Ya, semakin mengenal, mestinya semakin insaf, tentu bukan sebaliknya, semakin lama mengenal semakin banyak masalahnya. 

Itulah filosofi hidup keseharian orang muda yang membentuk gagasan tentang hidup yang menarik dan bermakna. Untuk memahami hidup itu tidak harus sampai sakit kepala memikirkannya, tetapi cukuplah dengan memerhatikan orang muda tentang apa kata mereka dan apa yang bisa dilakukan mereka. Cari dan temukan arti dibaliknya!

Dari 5 alasan mengapa konsep tentang hidup perlu dipelajari dari orang muda dapat disimpulkan beberapa poin berikut ini:

1. Hidup itu adalah suatu perjalanan yang bisa dimaknai karena seseorang punya rencana untuk berjumpa dengan orang lain. Irama dan cerita perjalanan anak manusia ini merupakan bagian dari hidup manusia itu sendiri.

2. Hidup ini adalah suatu permainan. Dari situlah orang belajar mengenal keluwesan, keseimbangan dan dinamika hidup, yang di dalamnya tidak pernah ada tanpa pengalaman gagal dan bangkit kembali untuk bermain dan terus bermain hingga mencapai tujuan akhir.

3. Hidup itu seperti makan pizza, ya suatu gambaran tentang hidup yang tidak dapat dipisahkan dari hubungan dengan realitas,  manusia serta situasi lain. Ya, hidup itu terhubung dengan suatu keberagaman, bahkan dari keberagaman itu muncul keunikan dan keistimewaan.

4. Hidup itu ibarat berada dalam suatu dimensi cahaya. Pada waktu tertentu terlihat cuma samar-samar, namun perubahan itu terjadi tanpa henti, sehingga pada waktunya yang lain remang malam itu bisa berubah menjadi sukacita karena optimisme hidup. Dari dalam gelap itu, munculah cahaya harapan yang terang untuk meraih masa depan.

5. Hidup itu semakin membekas ketika orang berani menulis tentang hidupnya dan hidup orang lain. Ya, menulis tentang hidup dengan kata-kata yang lucu, tetapi bermakna, kata-kata baru, tetapi juga berkesan. 

Demikian percikan pengalaman dan catatan perjumpaan dengan orang muda Indonesia di Jerman. Mereka telah memberi saya pemahaman dan gagasan tentang hidup dari dunia dan seleran kehidupan mereka. 

Dari mereka siapa saja bisa belajar dan menulis tentang hidup dengan rupa-rupa pengalaman berdasarkan detail cerita perjumpaan dengan orang muda di mana saja dan kapan saja.

Semua pasti ada waktunya; ada waktu untuk berjumpa dengan orang lain, ada waktu untuk menulis, ada waktu untuk berada di dalam kegelapan, tetapi ada pula saat secercah cahaya pagi mencium keningmu dan menyentuh cakrawala berpikir hingga menemukan perspektif dan dimensi baru tentang hidup. 

Salam berbagi, ino, 5.10.2021.

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.