5 min dibaca
AMALKAN KHARISMA: DIUTUS ALLAH – SAKSI KEHADIRANNYA (Melayani Mereka yang Mencari Allah – Bertindak seperti Yesus)

Suara Keheningan | RP. Stef. Florianus Buyung, O.Carm

2021: TAHUN PELAYANAN 

+ Maria Yang terkasih: Para Konfrater dan Para Frater Komisariat Karmel “Titus Brandsma”, Maumere, Indonesia Timur masing-masing di Tempat.

1. Salam sejahtera dalam kasih Tuhan dan Bunda-Nya, Maria. Di akhir tahun 2020 dalam rangka menyongsong Tahun Pelayanan, 2021, saya datang menyapa Anda semua. Semoga surat sapaan saya ini mendapatkan Anda semua dalam keadaan sehat dan selalu solid dalam persaudaraan serta kuat di dalam penghayatan panggilan kekarmelitan kita. Dalam kunjungan entah resmi atau sekedar mampir dalam perjalanan, saya merasakan sungguh kekuatan pancaran hidup doa dan suasana persaudaraan yang begitu hidup. Di sisi lain, karena karakter dan sisi kemanusiaan kita, harus kita akui dengan jujur bahwa kita harus terus berjuang untuk membangun sebuah komunitas yang berdoa dan tetap berjuang untuk menciptakan sebuah persaudaraan yang sejati. Saya selalu mengingat Anda semua dalam doa-doa saya. 

2. Selanjutnya sepanjang tahun 2020, kita berada dalam sebuah keprihatinan besar. Suka dan duka silih berganti. Ketidakpastian dan kesimpangsiuran kondisi hidup sungguh kita rasakan. Sukacita Paskah dan kegembiraan Pentakosta justru kita rayakan dalam sepi, dalam rumah atau komunitas kita sendiri. Perayaan Kaul dan Tahbisan hanya kita rayakan secara interen dalam komunitas kita dan dihadiri oleh sedikit orang saja. Kebanyakan umat hanya bisa mengikuti semua perayaan itu secara live streaming. Kita juga hanya bisa memberkati umat dari jauh dan umat menerimanya lewat layar kaca (entah layar kecil atau layar lebar). Hal ini terjadi karena wabah virus corona, covid 19. Pelayanan kita juga sungguh dibatasi dan sangat terbatas. Kendati demikian, dalam situasi sulit itu, bentuk-bentuk baru pelayanan tercipta. Kreativitas pelayanan di komunitas dan pastoran kita berkembang. Ide baru muncul bagaimana kita melayani sesama sekomunitas maupun umat dengan sebaik-baiknya. Rasa haru bahagia karena pelayanan yang diadakan di tengah pandemi sungguh memberi kekuatan dan harapan bagi setiap orang yang kita layani. Di samping itu, kita juga mendapatkan kemurahan hati Tuhan yang luar biasa dari sesama saudara kita. Sesungguhnya di tengah situasi sulit, kasih Tuhan senantiasa mengalir dan cinta Allah selalu tercurah dalam hidup dalam pelayanan kita. Rasanya kita tidak kekurangan untuk menjawab kebutuhan sehari-hari. Bahkan kita juga masih berbuat sesuatu yang lebih banyak dalam pelayanan kita sehari-hari. Semuanya itu sungguh menjadi modal yang sungguh sangat berharga di dalam menyongsong dan melaksanakan tahun 2021 sebagai tahun pelayanan kita. 

NATAL: Bukti Kasih Pelayanan Allah

3. Natal tahun ini kita rayakan agak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Alasannya, karena kita rayakan dalam masa darurat akibat pandemik virus corona. Namun makna Natal tidak pernah lapuk oleh waktu dan tidak akan hancur oleh virus manapun. Sesungguhnya, Natal adalah Allah yang datang untuk melayani kita manusia. Ia lahir untuk keselamatan kita. Natal adalah Bukti Pelayanan Allah. Inilah kerendahan hati Allah. Dalam misteri Natal, kita melihat Allah yang turun tangan untuk melayani kita umat manusia. Ia datang untuk menyelamatkan kita umat manusia. Ia datang untuk menebus kita. Kepada St. Yosef, Malaikat Tuhan berkata, “Ia (Maria) akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka” (Mat. 1:21). Lagi, kepada para gembala, Malaikat itu berkata, “Hari ini telah lahir bagimu, Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud” (Luk. 2:11). Paus Leo Agung dalam kotbah natalnya berkata, “Ketika tiba waktu yang ditentukan, yakni waktu yang ditetapkan oleh Tuhan dalam rencana yang tak terselami, Putra Allah mengenakan kodrat manusia untuk mendamaikan manusia dengan Penciptanya. Dengan demikian setan, biang keladi kematian, yang pernah mengalahkan manusia, kini dikalahkan oleh kodrat manusia sendiri.” St. Athanasius dalam suratnya kepada Epikletus menggarisbawahi bahwa Tuhan datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia. Dia menulis, “Ini bukan hanya cerita, seperti oleh sementara beberapa orang dikira. Jauh daripada itu! Penebus kita sungguh menjadi manusia, dan ini mengakibatkan keselamatan seluruh manusia. Keselamatan kita itu bukan tipuan! Juga bukan keselamatan tubuh belaka! Yang nyata-nyata dilaksanakan dalam Sang Sabda sendiri adalah keselamatan manusia seutuhnya, tubuh dan jiwa.” 

4. Kelak ketika tampil di hadapan umum, Yesus sendiri berkata, “Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa” (Mat. 9:13; Mrk. 2:17; Luk. 5:32). “Karena Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Mrk. 10:45; bdk. Mat. 20:28). Kemudian, “Aku datang, supaya mereka yang mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yoh. 10:10). Konsili Vatikan II dalam Konstitusi Dogmatis tentang Gereja menegaskan bahwasanya Tuhan Yesus datang untuk membarui segala sesuatu di dalam diri-Nya dan menebus segala dosa kita. “Maka datanglah Putra. Ia diutus oleh Bapa yang sebelum dunia terjadi telah memilih kita di dalam Dia dan menentukan bahwa kita akan diangkat-Nya menjadi putra-putra-Nya. Sebab Bapa berkenan membarui segala sesuatu dalam Kristus (Ef. 1:4-5.10). Demikianlah untuk memenuhi kehendak Bapa, Kristus memulai Kerajaan Sorga di dunia, dan mewahyukan rahasia-Nya kepada kita, serta ketaatan-Nya Ia melaksanakan penebusan kita.” (LG 3). 

AMALKAN PELAYANAN

5. Tak terasa sampailah kita pada tahun ketiga dan sekaligus tahun terakhir periode kepemimpian Komisariat 2018 – 2021. Sebagaimana sudah kita ketahui, tahun 2021 kita persembahkan sebagai TAHUN PELAYANAN. AMALKAN KHARISMA: Diutus Allah – Saksi Kehadiran-Nya (Melayani Mereka yang Mencari Allah – Bertindak seperti Yesus). Pada kesempatan ini, saya mengajak kita semua untuk merenungkan lebih jauh berkenaan dengan Tahun Pelayanan kita.

Pelayanan: Pengalaman akan Allah yang Mengutus Kita 

6. Pelayanan kita sebagai religius bukan hanya sekedar melaksanakan tugas yang dipercayakan atau menyelesaikan pekerjaan yang diberikan, melainkan sebuah pengalaman akan Allah yang mengutus kita untuk bersama dan atas nama komunitas. Kita ambil bagian dalam pewartaan Injil Kerajaan Allah, sebagaimana Yesus tunjukkan dalam hidup dan pelayanan-Nya. Konstitusi Ordo Karmel 1995 menegaskan, “Misi Karmel mengambil bagian dalam misi Yesus, yang diutus untuk mewartakan Kabar Baik Kerajaan Allah dan membebaskan manusia seluruhnya dari setiap dosa dan penindasan” (Konst. art. 91). Sebelum kenaikan-Nya ke surga, Yesus memberi perintah ini kepada para murid-Nya. “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarilah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepada-Mu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman” (Mat. 28:18-20). 

7. Sesungguhnya, kedatangan Yesus ke dunia membawa misi besar keselamatan manusia, melaksanakan sebuah proyek keselamatan. Ketika tampil di hadapan umum, Yesus berkata, “Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!” (Mrk. 1:15; bdk. Mat. 4:17). Dia datang bukan atas kehendak-Nya sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus-Nya. Kehendak Allah itulah keselamatan umat manusia. “Sebab Aku telah turun dari surga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan inilah kehendak Dia yang mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitan pada akhir zaman” (Yoh. 6:37-39). 8. Lewat kata dan perbuatan, melalui pelayanan dan pewartaan-Nya, Yesus menghadirkan Kerajaan Allah. Kepada para utusan Yohanes Pembaptis, Yesus berkata, “Pergilah, dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu lihat dan kamu dengar: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang misktin diberitakan kabar baik” (Luk. 7:22). Dengan kuasa yang diberikan oleh Yesus, para murid juga melaksanakan hal yang sama, menghadirkan kerajaan Allah dalam kata-kata dan perbuatan mereka, lewat pewartaan dan karya pelayanan mereka. “Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit… Lalu pergilah mereka dan mereka mengelilingi segala desa sambil memberitakan Injil dan menyembuhkan orang sakit di segala tempat” (Luk. 9:1.6). Sesungguhnya, kita adalah duta-duta Allah untuk mewartakan kebaikan Tuhan. Kita adalah agen-agen Tuhan untuk meneruskan kemurahan hati-Nya. Kita DIUTUS ALLAH untuk menjadi SAKSI KEHADIRANNYA. 

Melayani Mereka yang Mencari Allah 

9. Sejak manusia pertama jatuh dalam dosa, Tuhan tidak pernah lelah dalam mencari jalan untuk menyelamatkan manusia. Puncak dari semuanya itu adalah perutusan Yesus Kristus Tuhan kita. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yoh. 3:16). Ketika tampil di hadapan publik, Yesus selalu melayani mereka yang terbuka hatinya untuk menerima karya keselamatan. Salah satu contoh menarik yang telah ditunjukkan oleh Yesus, yaitu: kisah percakapan-Nya dengan seorang wanita Samaria. Wanita itu bahkan orang-orang sekampungnya juga akhirnya menemukan Allah, sang Mesias yang dijanjikan. “Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia” (Yoh. 6:42). Lalu dalam banyak kesempatan, lewat perumpamaan (domba, dirham dan anak yang hilang), Yesus menunjukkan bahwa Allah selalu mencari mereka yang hilang dan tersesat. Ia mau menemukan kembali mereka yang lagi mencari jalan kembali. Ia biasa bergaul dengan para pemungut cukai dan pendosa (Mat. 18: 12-14; Luk. 15). Paus Benediktus XVI dalam ensikliknya tentang Allah adalah Kasih menegaskan kasih Allah yang sungguh mengharukan dalam rangka menyelamatkan umat-Nya. “Tindakan Allah ini mengambil bentuk dramatis dalam hal bahwa Allah dalam Yesus Kristus sendiri mencari ‘domba yang hilang’, umat manusia yang menderita dan hilang. Bila Yesus dalam perumpamaan berbicara tentang gembala, yang mencari domba yang hilang, perempuan yang mencari dirham, bapa yang menyambut anaknya yang hilang dan memeluknya, maka itu semua bukan hanya kata-kata, melainkan penjelasan tentang diri-Nya dan tindakan-Nya” (DCE 12). 

10. Sebagai Karmelit kita juga diutus Allah ini untuk melayani mereka yang mencari Allah. Konstitusi Ordo Karmel 1995 mengatakan, “Para Karmelit hendaknya siap untuk mendampingi setiap orang yang dengan tulus ikhlas ingin mengalami yang transenden dalam kehidupannya dan yang hendak berbagi pengalamannya akan Allah” (Konst. art. 96). Melalui kata-kata dan kesaksian hidup, para Karmelit terbuka untuk melayani orang-orang yang mencari Allah. Melalui kekayaan spiritualitas yang kita miliki, kita menolong orang untuk menemukan Allah dan hidup di hadirat-Nya. Buku Pedoman Pembinaan Karmelit menegaskan, “Para Karmelit ikut serta merasakan kehausan akan Allah yang dirasakan oleh orang-orang yang hidup sezaman dengan mereka….. Dengan tetap setia kepada warisan spiritual Ordo, kita mengarahkan karya kita, dalam dimensi-dimensinya yang beraneka ragam, pada peningkatan usaha mencari Allah. Kita mengajak para pria dan wanita pada masa kita untuk mengalami kontemplasi, bersama-sama dengan mereka menikmati kekayaan tradisi spiritual kita”(RIVC 46). 

Bertindak Seperti Yesus 

11. Selanjutnya untuk bisa melayani mereka yang mencari Allah, kita harus bertindak seperti Yesus. Sekali lagi, Paus Benediktus XVI dalam ensiklik Allah adalah kasih menegaskan aspek ini. Di dalam melayani, kita diundang untuk melihat dengan mata Yesus dan mencintai dengan hati Kristus sendiri. “Maka aku belajar melihat orang lain itu tidak lagi hanya dengan mata dan perasaanku, melainkan dari perspektif Yesus Kristus. Sahabat-Nya adalah sahabatku. … Dengan melihat dengan mata Kristus, aku dapat memberi kepada orang lain itu lebih daripada hanya hal-hal yang secara lahiriah perlu: pandangan kasih yang dibutuhkannya… Hanya pelayanan kepada sesama membuka mataku akan apa yang dilakukan Allah bagiku dan bagaimana Ia mengasihi aku” (DCE 18). Itulah mata dan hati seorang kontemplatif sebagaimana juga diungkapkan oleh Pedoman Pembinaan Karmelit. “Kita harus belajar untuk ‘meninggalkan halaman suci’ dan ‘pergi keluar ke kemah’ untuk mewartakan ‘di pasar-pasar baru dunia’ bahwa Allah mencintai umat manusia dengan kelembutan abadi…. Kita membawa Kristus kepada orang lain, dan kita menjumpai Kristus hadir di dalam diri mereka” (RIVC 48). Sebagai Karmelit, kita harus bertindak seperti Yesus sendiri. Dengan cara demikian, orang-orang yang kita layani akan juga terbuka matanya untuk melihat kehadiran Yesus dalam diri kita. 

Tokoh Inspirasi 

12. Elia, dalam semangat yang besar dan berkobar-kobar, demi Tuhan yang hidup, siap untuk melayani (bdk. 1Raj. 17:1). Ia mau bekerja segiat-giatnya bagi Allah bala tentara (bdk 1Raj. 19:10.14). Nabi Elia meninggalkan sungai Kerit dan pergi menjumpai seorang janda di Sarfat. Janda miskin yang hanya menunggu kematiannya karena kehabisan bahan makanan, roti dan minyak, akhirnya berkecukupan sampai hujan turun lagi. “Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman Tuhan yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia” (1Raj. 17:16). Elia juga membangkitkan harapan dari seorang perempuan yang anaknya meninggal. Perempuan itu justru mengakui imannya. “Sekarang aku tahu, bahwa engkau abdi Allah dan firman Tuhan yang kauucapkan itu benar” (1Raj. 17:24). Ia juga tanpa takut dengan kekuasaan yang tidak adil, berani menegur raja Ahab karena telah merampas kebun anggur Nabot. Akibat teguran itu, Ahab merendahkan diri dan bertobat. Tuhan berfirman kepada Elia, “Sudahkah kaulihat, bahwa Ahab merendahkan diri di hadapan-Ku? Oleh karena ia telah merendahkan diri di hadapan-Ku, maka Aku tidak akan mendatangkan malapetaka dalam zamannya; barulah dalam zaman anaknya Aku akan mendatangkan malapetaka atas keluarganya” (1Raj. 21:29). 

13. Demikian juga Bunda Maria, dari pengalamannya akan Allah yang menyelamatkan, ia siap melayani sesamanya (bdk. Luk. 1:46-47). Selama tiga bulan, ia tinggal bersama Elisabet. Itu berarti sampai dengan saat kelahiran Yohanes Pembaptis (bdk. Luk. 1:56). Dalam ensikliknya Allah adalah Kasih, Paus Benediktus mengatakan, “Dalam Injil Lukas kita melihat bagaimana ia dalam pelayanan kasih kepada Elisabet, sepupunya dan ia tinggal ‘tinggal bulan padanya’ (Luk. 1:56), untuk membantunya pada tahap akhir kehamilannya” (DCE 41). Bunda Maria juga peka akan kekurangan sesamanya. Hal ini tampak jelas, saat suasana perkawinan terganggu karena kehabisan anggur. Bunda Maria lalu menyampaikan kepada Yesus, Anaknya. Kendati Yesus seakan-akan menolak, ia menasihati para pelayan supaya melakukan segala yang dikatakan Yesus. Mukjizat pun terjadi. Air yang diisi oleh para pelayan dalam tempayan itu berubah menjadi anggur. Bahkan lebih dari itu, karena mukjizat tersebut banyak murid percaya kepada Yesus (bdk. Yoh. 2:1-11). 

Akhirnya …. 

14. Pelayanan adalah salah satu unsur penting dalam Spiritualitas Karmel yang tak terpisahkan dengan doa dan persaudaraan. Pelayanan yang bermutu harus mengalir dari hidup doa. Kerasulan yang sejati harus dilakukan atas nama komunitas bukan sebuah proyek pribadi. Karena “sebagai Karmelit, kita ada di dalam Gereja dan untuk Gereja, dan bersama-sama dengan Gereja kita melayani Kerajaan Allah” (RIVC 45). Kita diutus untuk melayani sehingga semakin banyak orang mengalami kasih Tuhan. Banyak orang disembuhkan, dikuatkan, dibebaskan, diselamatkan karena pewartaan dan kehadiran kita. “Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma” (Mat. 10:8). Selamat Natal 25 Desember 2020 dan Bahagia Tahun Baru 1 Januari 2021. Selamat memasuki Tahun Pelayanan. Tuhan memberkati. Nabi Elia, Bunda Maria dan Beato Titus Brandsma mendoakan. 

Weruoret, 24 Desember 2020 

Saudaramu dalam Karmel       

P. Stefanus Buyung Florianus, O. Carm Prior Komisaris

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.