4 min dibaca
Ada 3 Cara Menunggu di Ruang Tunggu Saat Antrian Vaksin

Suara Keheningan | Ino Sigaze

Artikel aslinya bisa dibaca di sini: Ada 3 Cara Menunggu di Ruang Tunggu Saat Antrian Vaksin Halaman 1 - Kompasiana.com 

Respek, kreatif dan bersih merupakan tiga hal yang penting saat orang menunggu di ruang tunggu kapan saja dan di mana saja.

Keseharian hidup manusia ternyata sering berhadapan dengan situasi yang menuntut seseorang untuk "belajar tentang cara menunggu." Dalam banyak kesempatan dan di banyak tempat siapa saja menjumpai banyak orang sedang menunggu, tapi mungkin juga tidak tahu tata cara menunggu yang baik.

Di bandara orang-orang duduk menunggu jadwal penerbangan, kadang dengan cemas dan gelisah, bahkan dengan harapan tertentu, semoga pesawatnya tiba tepat waktu atau tidak cancel. Di stasiun kereta api pun sama, orang-orang menunggu jadwal keberangkatan kereta sesuai rute tujuan masing-masing ada yang di tempat parkir, di teras stasiun. 

Kebanyakan orang menunggu di ruang tunggu. Ruang tunggu adalah ruang yang secara khusus disediakan untuk siapa saja boleh duduk dan berdiri menunggu apa saja entah itu menunggu teman, atau juga menunggu jadwal keberangkatan dan lain sebagainya. 

Orang tidak boleh lupa bahwa pengalaman menunggu di ruang tunggu tempat dokter praktek itu juga penting untuk dilihat dan dipelajari. Pengalaman pribadi pada saat di vaksin beberapa waktu lalu telah menggerakkan hati saya untuk menulis tentang "cara menunggu."

Menunggu di ruang dokter praktek keluarga (Hausarzt)

Hari ini tiba-tiba saya melihat daftar panggilan pada handphone saya, ternyata ada dua kali panggilan dari Hausarzt atau semacam dokter yang sudah menjadi langganan pemeriksaan kesehatan pribadi. Panggilan itu membuat saya ingat akan janjian kami tiga minggu sebelumnya terkait janji untuk memperoleh vaksin Biontech. 

Waktu itu, saya bertanya apakah saya harus menelpon lagi dokter untuk bertanya, kapan saya boleh datang untuk divaksin.Katanya, tidak perlu, karena dia yang akan menghubungi saya via telepon. Benar seperti yang dikatakannya, ia menelepon saya, namun karena pada waktu itu saya tidak membawa handphone karena lagi di ruang perpustakaan, maka saya baru lihat keesokan harinya.

Setelah melihat dua panggilan itu, saya langsung ke Hausarzt itu, kebetulan sekali hanya 5 menit dengan berjalan kaki. Waktu masuk ke ruangan tempat praktek dokter itu, saya melihat seorang pria yang masih muda sedang berdiri di depan penerima tamu. 

Di belakang pria itu ada dua kursi yang tidak ditempati oleh seseorang, namun ia tidak menempati tempat itu, tetapi berdiri sambil mondar mandir. Cuma kesan saja, ia seperti sedang gelisah. Karena melihat pria itu berdiri dalam keadaan tidak begitu tenang, saya akhirnya berdiri dengan jarak sekitar dua meter lebih dari pria itu. 

Dari tempat saya berdiri, saya sama sekali tidak bisa melihat petugas piket yang ada di depan untuk memanggil tamu-tamu yang baru datang. Karena itu, sesekali saya berusaha menunjukkan muka sedikit ke depan. TIba-tiba datang seorang pria lain lagi, semestinya dia di posisi belakang, namun tidak tahu kenapa, ia datang dan langsung berdiri paling depan antara kami dua orang yang sudah ada sebelumnya di sana.

Coba bayangkan, siapa sih yang tidak kesal? Sudah menunggu dengan posisi berdiri ikut antrian, malah yang kemudian langsung serobot dan menjadi paling depan. Waktu itu tanpa komunikasi sama sekali di antara kami. Saya diam dan berusaha memaklumi saja. 

Sepuluh menit kemudian, saya dipanggil untuk menunjukkan kartu asuransi kesehatan.Beberapa menit di loket panggilan itu, lalu saya diminta untuk menunggu di ruang tunggu di sebelah kanan. Ruangan itu seperti satu kamar kecil mungkin hanya seluas 3 x 4 meter persegi. 

Di dalam ruangan itu sudah ada 7 orang. Dari jumlah itu terasa sekali sudah tidak nyaman, meskipun semuanya wajib mengenakan masker. Di dalam ruangan itu disediakan majalah aneka tema, kemudian juga air minum dan beberapa gelas.Ada empat orang pemuda yang terus mengobrol dengan suara yang keras, sambil mondar mandir. 

Pokoknya terasa sangat mengganggu yang lainnya, lalu menelpon juga dengan suara yang keras sambil maki-makian. Pengalaman itulah yang mendorong saya melihat sebenarnya orang perlu juga belajar cara menunggu yang baik di ruang tunggu. 

Apa saja cara menunggu itu:

1. Orang perlu menunggu dengan kesadaran bahwa respek pada orang lain tetap harus ada

Ruang tunggu sebelum bertemu dokter sebetulnya untuk orang-orang yang berkaitan dengan cerita sakit tertentu.  Umumnya orang sakit membutuhkan ketenangan, bukan keributan dan kegaduhan lainnya.Hal harus diperhitungkan adalah ukuran ruang dan jumlah orang. 

Kalau ruang tunggu itu sangat besar dan jumlah orang sangat sedikit, saya bisa mengerti kalau seseorang bisa menelpon dengan suara keras dan lain sebagainya.Namun, sering orang tidak sanggup mengendalikan emosi, sehingga respek dan peduli kepada orang lain juga sama sekali tidak terkontrol lagi. Ruang tunggu bagi orang sakit sebetulnya tidak dapat dipisahkan dari ruang yang tenang.

2. Orang perlu kreatif menunggu di ruang tunggu

Kreatif menunggu yang saya maksudkan adalah orang bisa melakukan sesuatu yang nyaman tidak hanya untuk dirinya, tetapi juga untuk orang lain di sekitarnya. Apa yang nyaman pada ruang tunggu yang kecil misalnya, saya kira tidak lain antara orang membaca sesuatu dari majalah yang disediakan di dalam ruangan itu atau membaca sesuatu melalui handphone pribadi.

Aktivitas membaca atau menulis di ruang tunggu merupakan bagian dari kreatifitas yang baik dan nyaman bagi orang lain. Sekurang-kurangnya dari pengalaman pribadi telah membuktikan itu. Menulis di kompasiana tidak terlepas dari cerita menulis di ruang tunggu. Di ruang tunggu bukan saja orang perlu belajar menunggu dengan sabar, tetapi juga orang belajar menuliskan percikan ide yang muncul di sana.

3. Orang perlu memerhatikan kebersihan ruang tunggu

Sering dijumpai ruang tunggu yang tidak terlalu bersih, tentu untuk konteks ruang tunggu di tempat-tempat umum yang terbuka bagi banyak orang. Sedangkan untuk ruang tunggu di Hausarzt sudah semestinya diperhatikan. Praktisnya, ketika orang menggunakan gelas air minum, maka gelas itu harus dipisahkan dari gelas lainnya yang masih bersih. 

Cara seperti ini terlalu sederhana sebenarnya, namun anehnya tidak semua bisa melakukan itu.Demikian juga jika ada kertas atau tissue dan lainnya sebagainya yang hendak dibuang, maka seharusnya dibuang pada tempat sampah yang telah disiapkan di sana. Respek, kreatif dan bersih merupakan tiga hal yang penting saat orang menunggu di ruang tunggu kapan saja dan di mana saja. Secara khusus tiga hal itu sangat penting saat menunggu di ruang praktek Hausarzt

Dua jenis respek: recognition respect dan appraisal respect

Respek itu sangat penting karena bukan semata-mata untuk menunjukkan bahwa seseorang itu baik, tetapi lebih dari itu seseorang menunjukkan orang lain dengan segala kepentingannya dan nilainya diakui (recognition respect). 

Pada prinsipnya orang perlu menciptakan suatu suasana di mana orang lain merasa dihargai. Tentu berbeda lagi kalau di ruang tunggu bertemu dengan dokter yang secara spontan menjelaskan sesuatu terkait keadaan kesehatan. Pada saat seperti itu pun orang perlu menunjukkan respek yang sama, meskipun tempat di mana dokter itu seharusnya menyampaikan keadaan pasien tidak pada tempat yang tepat. Nah, respek dalam kaitan dengan hal itu sebetulnya lebih diarahkan kepada keahlian seseorang tetap diberikan (appraisal respect).

Kreativitas di ruang tunggu

Menjadi orang yang kreatif terkadang bisa saja gampang-gampang susah. Kadang perlu bahwa orang mencari sesuatu yang bisa dilakukan di tengah situasi yang serba sulit. Ya, berpikir out of the box dalam menyikapi situasi sulit di depan mata.

Tidak jarang bahwa dalam ruangan yang kecil pikiran orang terbawa menjadi buntu dan tidak tahu lagi mau buat apa. Mungkin baik pada kesempatan itu orang perlu mencamkan lagi peribahasa seperti ini, "kreativitas adalah menghentikan kebodohan secara mendadak."

Daripada kesal dengan orang lain yang ribut, mendingan berimajinasi yang membawa orang kepada kreativitas seperti menulis puisi, membaca dan lain sebagainya.Karena itu benar juga kalau ada yang mengatakan begini, "rasa bosan adalah benih bagi segala kreativitas." Dan orang yang bermental kreatif akan mampu beradaptasi dengan situasi apa pun.

Kebersihan

Hidup dalam keadaan bersih atau berada dalam suatu ruangan yang bersih selalu membuat orang nyaman. Oleh karena konteks ruangan, maka saya lebih mengacu pada pengalaman pribadi. Ruangan kerja yang bersih selalu memberikan gairah baru untuk mengerjakan tugas-tugas atau juga aktivitas menulis dan lain sebagainya. 

Percaya atau tidak, jika orang sering bosan berada di kamar atau bosan menulis pada meja yang sama, mungkin perlu orang menyingkirkan kertas dan tumpukan buku-buku lainnya di sekitar meja. Orang perlu mengambil waktu untuk membersihkan ruangan kerja demi gairah baru dan kreativitas baru. 

Jadi, sebenarnya kebersihan ruangan apa saja dan secara khusus ruang tunggu di ruang praktek sangat penting dalam kaitannya dengan rasa nyaman dan kesehatan.Demikian tiga cara menunggu di ruang tunggu dokter praktek yang bisa saya bagikan kepada pembaca. 

Cara menunggu yang baik tidak dapat dipisahkan dari menunggu dengan respek, menunggu dengan sambil  melakukan kreativitas tertentu yang positif dan menunggu dengan tetap menjaga kebersihan.

Salam berbagi, ino, 15.6.2021. 

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.