1 min dibaca
24 Jul
24Jul

Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm

Di tengah kesulitan manusia diuji kesabarannya. "Sing sabar subur, " kata pepatah Jawa. Artinya, mereka yang bersabar bakal sejahtera. Tentu pembaca renungan ini berhak menggugatnya. Memang sulit,  menjadi orang sabar.

Saking tidak sabarnya manusia, kepada yang punya hidup pun dia "sok-sokan" ngajari. Itulah yang terbaca dalam perumpamaan tentang gandum dan lalang. Tatkala menyaksikan bahwa di antara gandum yang ditanam tuannya itu tumbuh lalang, "hamba-hamba itu berkata kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu?" (Mat 13: 28).

Mengejutkan jawaban Sang tuan. "Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu mencabut lalang itu" (Mat 13: 29). Gandum itu ungkapan kebaikan; lalang lambang kejahatan. Rupanya, tidak mudah membuang kejahatan dari tengah kebaikan. Mesti sabar. Lagi pula Tuhan sabar menanti hingga waktunya tiba. "Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku" (Mat 13: 30).

Begitulah realitanya, yang baik bersanding bersama yang jahat. Kadang amat pelik membedakan antara keduanya. Bukankah banyak kejahatan membungkus diri dengan "kebaikan"? Ketika kejahatan itu amat kasat mata pun, tidak selalu mudah mengatasinya. Diperlukan kebijaksanaan dan kesabaran. Tidak boleh "grusah-grusuh" langkahnya.

Sang Guru Kehidupan juga menghadapi kenyataan itu. Dia datang untuk menaburkan benih kebaikan dan keselamatan. Namun si jahat menebarkan pikiran, perkataan dan tindakan jahat yang melawan dan menghambat. Menarik, bahwa Dia pun tidak menghancurkan orang-orang yang dikuasai kejahatan itu. Dia menghargai kebebasan mereka.

Jelas bahwa suatu saat kejahatan beserta anak cucunya akan dipisahkan dari kebaikan. Lebih dari itu, semua yang jahat dari setan itu akan dibakar habis. Sedangkan bulir-bulir gandum akan dikumpulkan ke dalam lumbung. Semua yang baik dari buah Kerajaan akan memasuki kebahagiaan abadi yang telah Tuhan sediakan.
Prosesnya memang panjang. Waktu Tuhan sangat berbeda dari waktu manusia. Yang mau mengikuti proses itu mengalami ujian kesabaran. Hasil akhirnya jelas; dan itu menegaskan "Sing sabar subur" itu tadi.

Sabtu, 24 Juli 2021| RP Albertus Herwanta, O. Carm.

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.