1 min dibaca
11 Nov
11Nov

Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm

Ilmu pengetahuan dan teknologi perlu disyukuri. Ilmuwan dan ahli teknologi sudah selayaknya diapresiasi. Mereka amat berjasa bagi kehidupan ini.

Walau demikian, perlu dicatat bahwa ilmu pengetahuan (sains) bisa mengakibatkan bencana bagi manusia. Ilmu tentang bom dan nuklir, misalnya, mengancam kehidupan. Di tangan orang yang jahat sains bisa menghancurkan.

Maka, di samping sains dan teknologi orang memerlukan kebijaksanaan. Berbeda dari sains yang rentan disalahgunakan, kebijaksanaan selalu membawa kebaikan.

"Kebijaksanaan adalah pernafasan kekuatan Allah, dan pancaran murni dari kemuliaan Yang Mahakuasa. Karena itu tidak ada sesuatupun yang bernoda masuk ke dalamnya. Karena kebijaksanaan merupakan pantulan cahaya kekal, dan cermin tak bernoda dari kegiatan Allah, dan gambar kebaikan-Nya" (Keb 7: 25-26).

"Sebab di dalam dia ada roh yang arif dan kudus, tunggal, majemuk dan halus, mudah bergerak, jernih dan tidak bernoda, terang, tidak dapat dirusak, suka akan yang baik dan tajam, tidak tertahan, murah hati dan sayang akan manusia, tetap, tidak bergoyang dan tanpa kesusahan, mahakuasa dan memelihara semuanya serta menyelami sekalian roh, yang arif, murni dan halus sekalipun" (Keb 7: 22-23).

Jelas bahwa umat manusia membutuhkan kebijaksanaan dalam kehidupan, termasuk dalam memanfaatkan sains dan teknologi. Mengapa demikian?

"Tiada sesuatupun yang dikasihi Allah kecuali orang yang berdiam bersama dengan kebijaksanaan. Sebab ia adalah lebih indah dari pada matahari, dan mengalahkan setiap tempat bintang-bintang. Berbanding dengan siang terang dialah yang unggul, sebab siang digantikan malam, sedangkan kejahatan tak sampai menggagahi kebijaksanaan" (Keb 7: 28-30).

Semoga dalam memanfaatkan sains dan teknologi kita selalu dijiwai dan dibimbing oleh kebijaksanaan.

Kamis, 11 November 2021RP Albertus Herwanta, O. Carm.

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.