1 min dibaca
27 Mar
27Mar
Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm

Retret itu sudah berlalu. Kendati hanya sehari dan membutuhkan dua sesi, persiapannya menguras energi berhari-hari. Cukup melelahkan; apalagi mesti dipersiapkan di tengah liburan yang dipadati banyak perjalanan.

Alhamdulillah, semua berlangsung tanpa masalah. Dalam menghadapi banyak tugas, aku terbiasa pasrah. Bukan menyerah, tetapi memberikan ruang yang lebih luas kepada karya Allah.

Setelah menguras tenaga, tiba waktunya mengistirahatkan raga. Berbaring di atas tempat tidur yang dilapis kasur dan tenggelam dalam nafas mendengkur.

Ketika mempersiapkan retret dalam kondisi lelah, datangnya ide dan inspirasi seolah-olah dicegah. Namun setelah beristirahat dan memulihkan raga, pelbagai gagasan meluncur masuk ke dalam budi, deras tak berhenti.

Rupanya, itu bukan perkara raga semata-mata. Jiwa pun bisa lelah, penuh, dan jenuh. Seakan-akan jiwa memerlukan ruang untuk bisa bernafas lega.

Mungkin bukan aku sendiri yang mengalami. Sebagian orang yang amat sibuk dan tenggelam dalam pekerjaan sehari-hari kerap juga menghadapi rasa lelah itu. Dapat dipahami, bahwa banyak orang lalu membutuhkan rekreasi.

Rekreasi itu bukan terutama pergi ke suatu tempat yang baru, berudara segar, dan dihiasi keindahan alami. Dari arti katanya, rekreasi berarti menciptakan kembali.

Rekreasi yang selama ini dimengerti bukan tujuan, melainkan suatu aktivitas perantara yang memperbarui seseorang sedemikian hingga dapat menciptakan kembali. Di sana tersedia ruang kosong bagi jiwa. Ke dalamnya orang bisa memasukkan energi insani dan ilahi. Setelah itu, orang hidup dengan penuh semangat lagi.

Salam dan Tuhan berkati.
SOHK, Senin 27 Maret 2023AlherwantaRenalam 086/23

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.