2 menit membaca
19 May
19May
Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm


Injil hari ini (Yohanes 14:21-26) memancing pertanyaan: mengapa Yesus mengulang ajaran yang disampaikan-Nya? Dia menekankan betapa pentingnya mengasihi Dia dan menaati perintah-perintah-Nya. Apa yang dapat kita renungkan? 

Yesus ingin murid-murid-Nya memahami bahwa kasih sejati kepada-Nya bukan hanya perasaan, tetapi komitmen untuk menaati ajaran-Nya. Dengan menaati perintah-perintah-Nya, orang menunjukkan kasih dan kesetiaannya  kepada Yesus (Yohanes 12:21). Pengulangan itu menekankan bahwa kasih adalah komitmen yang berorientasi pada tindakan. Artinya, menaati perintah-Nya dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya merupakan satu kesatuan. 

Yesus juga berjanji bahwa mereka yang menaati-Nya akan mengalami hubungan yang lebih dalam dengan Dia dan Bapa-Nya. "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya, dan diam bersama-sama dengan dia" (Yohanes 14:23). Mereka akan menerima kasih dan bimbingan. Kepada mereka Yesus akan menyatakan diri-Nya.

Lebih dari itu, perintah-perintah Yesus tidak dimaksudkan sebagai beban, tetapi sebagai cara memupuk hubungan yang lebih mendalam dengan Dia. Dengan menaati perintah-perintah-Nya, para murid-Nya dapat menikmati hubungan yang kaya dan mendalam dengan Dia (Yohanes 14:21). 

Sejak awal Yesus mengetahui bahwa melakukan hal itu tidaklah mudah. Dalam perjalanan imannya, mereka bisa kendor atau bahkan takut mewujudkan ajaran itu. Yesus mengutus Roh Kudus dalam nama-Nya. Roh itulah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepada mereka dan mengingatkan akan semua yang telah Yesus ajarkan (Yohanes 14:26). 

Ajaran Yesus tentang mengasihi itu begitu penting. Itu menjadi pertanda paling jelas bahwa mereka adalah murid-murid Yesus. "Semua orang akan tahu bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi" (Yohanes 13:35). 

Seperti Yesus merupakan manifestasi kasih nyata dari Allah kepada dunia (Yohanes 3:16), demikian pula para murid-Nya mesti mewujudkan hal yang sama dalam hidupnya. Kasih itu identitas dan buah nyata dari hidup orang Kristen. 

Dalam dunia yang diwarnai dengan cinta diri yang mendominasi dan perang yang tak kunjung berhenti, pesan injil hari ini relevan sekali. Kasih itu komitmen yang melebihi perasaan. Ini merupakan tantangan terbesar bagi para pengikut Yesus. Namun mereka tidak boleh menyerah, karena Tuhan Yesus senantiasa menyertai mereka yang mewujudkan perintah kasih-Nya. Apakah kita percaya bahwa kekuatan dalam mencintai itu anugerah ilahi yang melampaui kemampuan manusiawi? 
Senin, 19 Mei 2025HWDSF

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.