1 min dibaca
23 Apr
23Apr
Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanto, O.Carm

Hari ini, kita memperingati hari Kartini. Amat sedikit orang yang pribadinya diperingati secara khusus oleh bangsanya. Ibu Raden Adjeng Kartini termasuk satu di antaranya. Itu berarti beliau mempunyai kualitas khas dan nilai lebih tertentu.

Beliau itu unggul dibandingkan dengan para wanita sezamannya. Bukan karena dia berasal dari kalangan bangsawan, melainkan karena visi hidupnya. Visinya amat bermakna untuk umat manusia pada umumnya dan kaum wanita pada khususnya.
Pemikirannya yang antara lain tertuang dalam bukunya Habis Gelap Terbitlah Terang jelas visioner dan revolusioner. 

Adakah wanita-wanita zaman ini yang visioner dan revolusioner seperti R.A. Kartini? Ataukah kebanyakan justru tunduk di bawah tekanan sosial budaya kelompok tertentu?

Di tengah dunia virtual dan global, ada yang menyerah menjadi korban kaum radikal. Suaranya tidak vokal dalam melawan kuk sosial yang dilandasi pikiran tidak masuk akal, basi, dan tertinggal.

Mereka perlu belajar dari tokoh yang hari ini diperingati. Kolonialisme yang kuat tidak membuat dirinya patah semangat. Sebaliknya, beliau menampilkan "counter" pemikiran dan sikap bermutu dan hebat.

Indikasinya antara lain tampak dalam penampilan dirinya. Beliau mengenakan kebaya dan sanggul, suatu ekspresi budaya yang unggul. Tampil di muka umum, beliau tidak asal muncul. Menolak dianggap sebagai manusia berpikir setinggi dengkul.
Cara berpakaian dan apa yang dikenakannya menegaskan martabatnya. Bahkan harga diri bangsanya. Beliau menjunjung tinggi budayanya sendiri. Itulah sebabnya, harum dan mulia namanya.

Bangsa yang menjunjung tinggi budayanya sendiri akan berdiri tegak di tengah badai tekanan dan perubahan yang menerpanya. Salah satu ekspresinya bagi warga nusantara, khususnya kaum wanita adalah mengenakan kebaya dan sanggul.

Selamat Hari Kartini.
SOHK, Jumat 21 April, 2023AlherwantaRenalam 111/23

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.