1 min dibaca
13 Apr
13Apr
Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm

Apakah lawan terbesar dari kasih? Apakah benci? Bukankah pengkhianatan juga amat menyakitkan bagi yang tulus mengasihi?

Kasih Allah kepada manusia diwarnai dengan pengkhianatan. "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku" (Mat 26: 21). Demikianlah kata Sang Guru Kehidupan kepada para murid yang dikasihi-Nya.

Bahwa hal itu disampaikan waktu makan bersama menegaskan betapa menyakitkan pengkhianatan itu. Bukankah makan bersama menandakan keakraban di antara mereka yang sedang berjamu?

Pada awal eksistensinya manusia sudah berkhianat. Adam dan Hawa melanggar kasih Allah dengan menuruti bujukan setan (bdk Kej 3: 4-7).

Kasih dan kebaikan Tuhan dibalas dengan sikap tidak percaya kepada-Nya. Air susu dibalas air tuba. Pengkhianatan itu noda yang hina.

Namun yang terpenting bukanlah pengkhianatan dan dosa. Kasih Allah jauh lebih kuat daripada sikap tidak setia. Karena itu, orang berdosa selalu dapat berseru kepada-Nya; memohon kasih-Nya.

"Ya TUHAN, Engkau baik dan tetap mengasihi. Sudilah berpaling kepadaku sebab besarlah belas kasihan-Mu" (Mzm 69: 16).

Syukurlah, kasih Allah jauh lebih besar daripada pengkhianatan umat manusia. Bagaimanakah selama ini aku menjawab kasih-Nya?

Rabu, 13 April 2022RP Albertus Magnus Herwanta, O. Carm.

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.