1 min dibaca
04 Jan
04Jan
Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm

Daya ingat atau memori ikut menciptakan kwalitas masyarakat yang terus meningkat. Ilmu pengetahuan berkembang ketika para ilmuwan terus melakukan kajian kritis atas  yang telah ditemukan. Meninjau ulang.

Bangsa yang rajin dan cerdas mengolah sejarah mewariskan budaya yang bermutu luar biasa. Predisen Soekarno berpesan, ”Jangan sekali-kali melupakan sejarah.” Bangsa yang mengabaikan sejarah mewariskan generasi yang pongah dan mudah terpuruk.

Ada kalanya, memori menjebak manusia ke dalam jerat emosi, memerangkapnya dalam trauma dan mengurung seseorang dalam isolasi. Namun memori juga membantu menemukan daya-daya positif, kreatif, dan konstruktif secara rohani. Ketika secara bijak dapat mengeksplorasi dan memanfaatkan potensi ini, niscaya orang diantar ke taraf hidup bermutu tinggi.

Gereja Katolik mengenal tradisi retret dan rekoleksi. Dalam kesempatan istimewa ini, orang diajak memasuki suasana hening untuk merenungkan hidup; bisa secara kelompok, bisa pribadi. Orang dituntun untuk memasuki diri sendiri di bawah terang Roh ilahi. 

Dalam meditasi mereka berwawancara secara pribadi dengan Allah dan dibantu menyadari bahwa Dia selalu menemani dalam perjalanan menapaki suka-duka kehidupan ini.

Mereka yang lelah disegarkan kembali seperti baterai yang diisi ulang lagi. Ketegangan dan kebekuan di antara para karyawan dalam perusahaan dicairkan. Relasi suami-isteri yang terganggu bisa dipulihkan. Kehidupan yang carut-marut oleh pelbagai masalah ditata ulang, menjadikan hidup terasa ringan, karena disatukan dalam kekuatan Tuhan.

Dunia yang sibuk dan tergesa-gesa terkesan kurang menghargai olah memori secara rohani dalam retret atau rekoleksi. Orang lebih suka memimpikan masa depan. Namun, bukankah masa depan dipersiapkan pada hari ini dan hari ini merupakan buah dari masa lalu? Melompat ke masa depan tanpa mengolah masa lalu menciptakan arah tidak menentu.

Adlai E. Stevenson berkata:”We can chart our future clearly and wisely only when know the path which has led to the present.” (Kita bisa merancang masa depan secara jelas dan bijaksana hanya ketika mengetahui perjalanan yang telah mengantarkan kita ke hari ini).

Tuhan, ajarlah aku mengingat karya-karya agung-Mu di masa lalu yang telah mengantarku ke hari ini. Dampingilah aku untuk menyongsong masa depan dengan penuh keyakinan dalam terang cahaya-Mu.

Salam dan Tuhan memberkati.
XHCC, Rabu 4 Januari 2023AlherwantaRenalam 004/23

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.