1 min dibaca
18 Nov
18Nov
Suara Keheningan |RP. Albertus Herwanta, O.Carm

Orang yang pernah belajar naik sepeda tahu dan mengalami apa itu keseimbangan. Mereka yang gagal menjaga keseimbangan tak mungkin bisa naik sepeda.

Betapa tidak mudahnya menciptakan keseimbangan. Waktu belajar naik sepeda, ada dua cara untuk memperoleh keseimbangan. Pertama, dengan menempelkan pantat di bagian kerangka sepeda bagian belakang. "Ngodhok," bahasa Jawanya.

Kedua, sementara orang mengayuh, sepeda dipegangi oleh orang lain dari belakang. Begitu terasa keseimbangan sudah baik, tangan pemegang itu dilepas. Demikian dulu tetanggaku memegang sepedaku waktu aku belajar bersepeda. Setelah dilepas, aku melaju sendiri. Tiba-tiba keseimbangan hilang dan aku menabrak pagar batu. Bibir pun sobek dan berdarah. Tetapi, tidak kapok. Maka, bisa naik sepeda.

Bukan hanya bersepeda, kehidupan pada umumnya memerlukan keseimbangan. Alam berfungsi dalam keseimbangan. Tatkala keseimbangan ekosistem terganggu, hidup diwarnai banyak kesulitan. Perusakan hutan mengganggu keseimbangan ekosistem. Bumi makin panas dan banyak species makhluk hidup mati. Tanaman rusak.

Politik dunia pun menuntut keseimbangan. Baik sebelum, selama, dan sesudah perang dingin, dunia digerakkan dalam politik keseimbangan antara kekuatan dua blok besar. Kuncinya, kekuatan keduanya mesti seimbang, khususnya di bidang militer.

Ide itu sangat baik, tetapi punya kelemahan. Kapan keseimbangan sempurna antara keduanya akan terwujud. Alih-alih keseimbangan, yang muncul justru perlombaan senjata hingga ke senjata nuklir yang terus mengancam perdamaian dunia.

Indonesia sejak merdeka memilih politik luar negeri yang bebas aktif; tidak memihak; seimbang. Pelbagai macam aliansi itu cenderung membelah dunia. Sebagian memihak yang sini dan sebagian memihak yang sana. Itu potensial menciptakan konflik.

Keseimbangan bisa lahir dari sikap terbuka dan kerja sama yang saling menguntungkan. Bukan dari persaingan, apalagi ancaman. Itulah yang diserukan Presiden Jokowi dalam KTT G20 di Bali. Amat penting menjaga keseimbangan. Bila dunia melaju tanpa keseimbangan ada bahaya menabrak. Teringat waktu belajar bersepeda; melaju tanpa kesimbangan, nabrak pagar. Bibir pun nyonyor!

Salam dan Tuhan memberkati.
SOHK, Jumat 18 November 2022AlherwantaRenalam ke-225

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.