1 min dibaca
20 Sep
20Sep

Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm

Apa yang orang harapkan tatkala menaburkan benih? Antara lain supaya benih itu tumbuh dan menghasilkan banyak buah.

Untuk apa orang menyalakan pelita? Untuk mengusir kegelapan dan menerangi lingkungannya.
Hari ini Sang Guru Kehidupan bersabda, "Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur, tetapi ia menempatkannya di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cahayanya. Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan" (Luk 8: 16-17)?

Sebagaimana orang yang menabur ingin memetik buahnya, demikian pun orang menyalakan pelita untuk membagikan cahayanya. Tandanya bahwa jika seseorang telah menyalakan pelita, maka ia juga yang memancarkan sinar kepada orang lain.

Penting sekali orang memperhatikan sabda Sang Guru ini, "Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya" (Luk 8:18).

Mereka yang memiliki cahaya akan mampu melihat semua anugerah Tuhan. Bahkan membantu sesamanya melihat pemberian Tuhan. Sedang mereka yang tanpa cahaya bagai tidak memiliki apa-apa. Segala yang dimilikinya pun tak dapat dilihatnya alias diambil dari padanya.

Sebagaimana benih (sabda Allah) itu perlu tumbuh dan berbuah, demikian pun pelita yang telah Tuhan berikan mesti bernyala.

Pelita berguna terutama saat memancarkan cahaya. Sumber cahaya itu ialah Dia yang bersabda, ”Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup" (Yoh 8: 12).

Apakah pelita hidupku menyatu dengan Sang sumber cahaya? Sejauh mana hidupku telah memancarkan cahaya bagi diriku sendiri dan sesamaku?

Senin, 20 September 2021| PW Andreas Kim Taegon dan Paulus Chong Hasang, martir Korea | RP Albertus Herwanta, O. Carm.

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.