2 min dibaca
Kenangan Bersama Bapak Parera Wendelinus

In Memoriam Bapak Wendelinus Bertholdus Mbako Parera 

P. Ino,O.Carm

Am 18.06.2016 - 11:11 Uhr | melden

1. Tempat/tgl lahir : Lela (Kab. Sikka), 6 April 1933, sebagai anak sulung dari 11 bersaudara: 6 Laki-laki dan 5 perempuan, 3 orang sudah meninggal ketika masih kanak-kanak..
2. Pendidikan :Dasar : Koting Maumere dan di Muntilan (Jawa Tengah) 1940-1946.Menengah : Seminari Menengah St. Yohanes Berkhmans Todabelu Mataloko (1946-1952)Tinggi : Fakultas Ekonomi di Universitas Gajah Mada di Yogyakarta, 1959-1960 lalu dikirim ke Jerman atas prakarsa almarhum Bapak Frans Seda, salah seorang tokoh Katolik terkenal pada masa itu.
3. Pengalaman Kerja:Pernah bekerja di Misereor yang bermarkas di Aachen. Lalu berhenti dari pekerjaan karena harus berpindah ke Wiesbaden demi kelanjutan tugas pengabdian istri. Kesempatan lebih banyak waktu untuk ikut merawat si Daniel kecil.
4. Hidup Keluarga: Menikah di Goslar, diberkati oleh adik kandungnya pada tahun 19692. Hubungannya yang paling akrab ialah dengan adiknya P. Berthold Anton Pareira, O.Carm yang pada waktu itu (1967-1975) belajar Kitab Suci Perjanjian Lama di Roma. Beliaulah yang memperkenalkan kepada adiknya banyak hal tentang kehidupan Gereja di Jerman dengan kebudayaan, Politik dan alamnya.3. Bapak Wendelinus Parera aktif bergerak dalam membangun persekutuan Mahasiswa Katolik Indonesia. Hal ini dilanjutkan bersama rekan-rekannya yang lain ketika mereka sudah membangun keluarga dan menetap di sini.
5. Pada Kamis 2 Juni 2016 meninggal di rumahnya di Wiesbaden.  

Gedenkseite für Wendelinus Parera

Die Gedenkseite für Wendelinus Parera wurde am 03.06.2016 von Hoke Kristyanto erstellt und bisher 4.290 mal besucht.
"Geburtsdatum: 06. April 1933Geburtsort: Flores - Indonesien 

Sterbedatum: 02. Juni 2016

Sterbeort: Wiesbaden Sternzeichen: Widder 

Eine Kerze für Wendelinus Parera

1. Hoke 02.06.2020 um 07:29 Uhr

2. Elisabeth AdamiVon E Panzner 26.03.2020 um 13:02 Uhr melden Pfingsten 1959 Burg Rothenfels am Main
3. Eine Kerze für Wendelinus PareraVon Dinar Triajeng 17.06.2016 um 11:27 Uhr | melden 

"Dear Pak Parera.Kasih mu, kebaikan mu akan selalu kami kenang.Tuhan Yesus selalu menyertaimu dimanapun kau berada.Selamat jalan Pak Parera  

4. Gotong Royong - Alle gemeinsam von Michael Meffert am 13.06.2016 - 21:14 Uhr | meldendas war die Vision von Pak Parera für unsere Gemeinde MKIF. Wir sollen ein Beispiel geben für die indonesische Kultur der Gemeinschaft. In diesem Sinne hat er unsere Seminare vorbereitet und die Gemeinde in vielen Gremien nach außen vertreten. Er selbst ist mit gutem Beispiel vorangegangen als Chauffeur bei vielen Gelegenheiten und als unermüdlicher Wasserträger zu unseren Feiern.
Ich bin Ihm dankbar für die vielen anregenden theologischen Diskussionen (manchmal auch während der Angklung Probe). Jetzt wird er auf Seine Fragen die Antwort finden und Gott sehen wie er ist. Gott nehme ihn auf in sein Reich der Liebe und des Friedens.

5. Frau Lies: Ich wünsche mir dass seine Vision in unserer Gemeinde weiterlebt. Selamat jalan pak Parera von Lies am 11.06.2016 - 20:29 Uhr | meldenPak Parera saya sangat kehilangan bapak ,Sedih sekali sebab sekarang saya tak dapat menggoda bapak lagi. Saya masih sering teringat kata2 bapak ke saya. Ah lies lalu bapak tertawa dan gembira. Maaf ya pak Parera.Selamat JalanLies 

6. HARI TERAKHIR von Ino am 08.06.2016 - 22:46 Uhr | meldenHari terakhir itu terlukis dalam bingkai ingatanku sampai saat iniHari terakhir perjumpaanku dengannya saat saya melihat dia berjalan tertatih-tatih di samping gereja St. Antonius RödelheimHari terakhir terkenang saat dia berdiri bersandar sepi sendiri di ruangan atas sebelah kanan Altar suciHari terakhir dia mengenakan baju kemeja bergaris putihHari terakhir masih terdengar letupan pertanyaan kritis apa itu iman yang sejatiHari terakhir dia masih menyambut komuni Suci di RödelheimHari terakhir dia sempat menaburkan senyum kasih...sampai bertemu lagi e  

Moang.....bae...bae...Hari terakhir membuat ku ingat kembali hari - hari pertama, hari - hari saat MKIF bersama dalam nada - nada harmonisch Angklung dan nyanyian sunyi ...oh kemanakah arah perahu?Hari - hari itu kini terkenang, terekam, seperti masih ada janji kapan kita main Angklung lagi.Hari - hari itu tak terlupakan, saat dia membunyikan bambu - bambu kering berirama fantastis, berbeda-beda tapi harmonischHari ini saya ingat akan hari - hari Seminar bersamanya yang kadang begitu kritis memancing nalar murni tapi dia butuh jiwa altruistis, kasih yang praktis dan iman yang konkretHari terakhir terasa ada kehilangan namun ...Hari terakhir masih ada keyakinan bahwa cintanya, kebersamaannya, keramahannya, pendekatannya tak begitu gampang mati dari ingatan kami yang pernah mengenal Bapak Wendelinus Parera.Hari terakhir tinggal tulisan kecil ini yang tak pernah terpikirkan selama ini.Hari terakhir tinggal doa dan harapan akan kasih dan kerahiman Suci yang tak pernah mengenal hari terakhir. Saya percaya hari terakhirmu di bumi saat bersama dengan kami adalah hari pertamamu bersama Sang CINTA dan PENCIPTA yang ABADI.

7. Auf Wiedersehen Pak Parera von Suzy Timnoi am 08.06.2016 - 18:00 Uhr | melden.  Ich bin dankbar, dass ich Pak Parera kennengelernt habe. Er war ein sehr herrliche Mensch. Sehr schade, dass ich in der letzte Zeiten kaum Zeit hatte, um mit ihm mehr Zeit zu verbringen. Man merkt erst wenn jemand gegangen ist, dass man sehr wertvolles Besitzt verloren hat. Ich habe ihn als selbstverständlich betrachtet, wenn ich zu MKIF gehe, erwarte ich, dass Pak Parera da ist. Aber jetzt ist er von uns gegangen, ohne ich das letzte Mal AUF WIEDERSEHEN sagen kann. Ich bin sehr traurig deswegen. Pak Parera hiermit möchte ich Dir sagen, Auf Wiedersehen und wir sehen uns sicher wieder und können Angklung mit himmlischer Liedern miteinander spielen. Deine SuzySuzy Timnoi

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.