Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm
Tema bacaan injil akhir-akhir ini adalah amanat perpisahan Yesus. Injil Yohanes menyajikan rangkaian pesan penting dalam konteks itu. Kemarin Yesus berbicara tentang perlunya para murid bersaksi (Yohanes 15:27). Hari ini Yesus menyampaikan tentang makna dan tujuan kepergian-Nya (Yohanes 16:7).
Kepergian-Nya tidak dimaksudkan untuk meninggalkan para murid-Nya berjalan sendiri; terpisah dari-Nya. Dia pernah bersabda, "Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu" (Yohanes 14:18). Kalau begitu, mengapa Yesus pergi?
"Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur tidak akan datang kepadamu; sebaliknya jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu" (Yohanes 16:7). Dia pergi, tetapi tidak untuk meninggalkan. Dia menyertai dengan Roh Penghibur. Siapa itu Penghibur dan apa peranannya dalam hidup kita?
Penghibur itu adalah Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa dan bersaksi tentang Yesus (Yohanes 15:26). Dialah yang memberikan roh keberanian supaya orang bersaksi tentang Yesus. Roh Penghibur itu datang untuk menginsyafkan dunia akan dosa, kebenaran, dan penghakiman (Yohanes 16:8).
Dosa itu tampak jelas dalam sikap menolak percaya kepada Yesus. Sikap itu mendatangkan penghakiman, karena dunia telah memilih kegelapan daripada terang. "Inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat" (Yohanes 3:19). Namun kebenaran yang membawa terang nyata dalam Yesus yang akan kembali kepada Bapa. Artinya, Dia sungguh datang dari Allah dan kembali kepada Allah (Yohanes 16:28).
Kepergian Yesus memungkinkan para murid menerima Roh Kudus, yang akan membimbing, menghibur, dan memberdayakan mereka untuk bersaksi tentang Yesus dan menyebarkan ajaran-Nya. Itu juga memungkinkan Yesus mengutus Roh Kudus, yang akan memberikan para murid-Nya kuasa dan bimbingan yang mereka butuhkan untuk memenuhi misi mereka.
Yesus meyakinkan para murid-Nya bahwa perpisahan sementara itu akan diikuti dengan persatuan kekal, di mana mereka akan bersamanya di rumah Bapa-Nya. Benar kata Santo Paulus bahwa tidak ada sesuatu pun yang dapat memisahkan kita dari Yesus (Roma 8:35-39).
Perpisahan sering membawa kesedihan (Yohanes 16:8). Namun perpisahan dengan Yesus justru membuat mereka yang tetap percaya kepada-Nya bersatu lebih erat dengan-Nya. Karena kembali bersatu dengan Bapa-Nya, Dia bersatu pula dengan kita selamanya.
Selasa, 27 Mei 2025HWDSF