1 min dibaca
20 Apr
20Apr
Suara Keheningan | RP. Inosensius Ino, O.Carm

Di dalam relung kesunyian, di tengah samudera badai yang bergemuruh, kita menemukan sebuah tempat perlindungan yang bernama damai. Sebagaimana badai penganiayaan yang mereda, seperti Saul yang menghilang ke Tarsus, kita menyaksikan kedamaian memayungi langkah-langkah yang tersembunyi dari pandangan kita. 

Gereja-gereja di Yudea, Galilea, dan Samaria, disebutkan secara bersama-sama sebagai "Gereja", menjadi lambang kesatuan, stabilitas, dan pertumbuhan. Namun, di balik kedamaian yang tampak, ada persiapan yang tak terlihat, langkah-langkah menuju realitas yang belum tersentuh, namun sedang dirintis dengan penuh harapan. 

Petrus, dengan langkah yang teguh, memeluk setiap gereja dengan kekuatan iman, dengan kata-kata yang membakar semangat dan mukjizat yang mempesona. Kisah mukjizatnya dipaparkan dalam gaya kuno Perjanjian Lama, mengingatkan kita akan kekuatan yang tersembunyi dalam kejadian-kejadian luar biasa yang menggugah hati.

Namun, seperti para murid yang terombang-ambing dalam lautan kata-kata Yesus, kita merasakan kesulitan memahami maksud dan tujuan-Nya. Begitu dalamnya pengajaran-Nya, begitu tingginya pemahaman-Nya, sulit dipahami oleh pikiran manusia yang terbatas. Namun, di balik kata-kata-Nya yang tak tertahankan, tersembunyi sebuah kebenaran yang mendalam, sebuah konteks yang membebaskan jiwa dari kegelapan dan ketidakpastian.

Kita diajak untuk melihat bahwa iman kita tidaklah hanya tentang penerimaan doktrin-doktrin yang terukir, tetapi tentang hubungan yang hidup dengan Kristus yang bangkit. 

Dalam kemanusiaan-Nya, kita menemukan kekuatan untuk terus berjalan. Dalam pengorbanan-Nya, kita menemukan kasih yang tak terbatas. Dan dalam kemuliaan-Nya, kita menemukan harapan yang abadi.

Sebagai pelaut di lautan kehidupan, kita terus berlayar, terombang-ambing di antara gelombang cobaan dan tantangan. Namun, dalam kesunyian hati, kita menemukan sebuah pelabuhan damai yang menghampiri, memeluk, dan menghibur. 

Mari kita terus berlayar dengan keberanian, sambil mencari cahaya di ufuk yang jauh, karena di sana, di balik awan-awan kelam, terbentang janji kehidupan yang kekal.

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.