1 min dibaca
21 Apr
21Apr
Suara Keheningan | RP. Inosensius Ino, O.Carm

Apg 4, 8–12; 1 Joh 3, 1–2; Joh 10, 11–18

Saudara-saudara yang terkasih, Hari ini, mari kita memperdalam pemahaman kita tentang nilai yang paling suci dalam kehidupan manusia: nyawa. Tidak ada yang lebih berharga bagi kita daripada anugerah hidup yang diberikan kepada kita oleh Sang Pencipta. 

Dan di antara segala hal yang mulia, tugas yang paling agung yang dapat kita lakukan sebagai manusia adalah mengabdi pada hidup ini, untuk orang lain. Saat kita memandang ke dalam cermin kasih yang sempurna, kita melihat wajah-Nya yang terang: Yesus Kristus. 

Dia bukan hanya memberikan teladan cinta yang tak terukur, tetapi Dia menopangnya dengan tindakan paling ekstrim: Dia menyerahkan nyawa-Nya bagi kita. Betapa besar kasih-Nya! Betapa tak terbatasnya pengorbanan-Nya! Saudara-saudara, mari kita merenungkan panggilan-Nya kepada kita, panggilan yang terdengar dari keabadian: "Ikutilah Aku." 

Kita dipanggil dengan nama kita masing-masing oleh Sang Gembala yang baik. Dia tidak hanya memberikan kita contoh, tetapi Dia berjalan bersama kita, menuntun kita di setiap langkah hidup kita. Dalam bacaan pertama kita, kita menemukan pengalaman para rasul yang menghadapi penindasan karena kepercayaan mereka akan kebangkitan Yesus. Mereka, seperti kita, diseru untuk memberikan kesaksian tentang kehadiran-Nya dalam hidup kita. Pidato pembelaan Petrus adalah bukti nyata dari panggilan misionaris yang diwariskan kepada kita semua. 

Namun, bagaimana kita bisa yakin bahwa kita adalah anak-anak Tuhan? Bagaimana kita dapat memahami kebenaran ini? Saudara-saudara, kebenaran itu tidak selalu terlihat jelas, seperti dalam kehidupan-Nya sendiri. Kita memahaminya melalui Firman-Nya dan melalui Roh-Nya yang bekerja dalam diri kita. Ketika kita memberikan tempat bagi Firman-Nya dalam hati kita, kita mulai menjadi manifestasi hidup-Nya di dunia ini, menjadi saksi hidup akan kasih-Nya. Dalam injil kita hari ini, kita diperkenalkan dengan gambaran seorang gembala yang baik. Gembala ini bukanlah seorang yang mengklaim kekuasaan, tetapi seorang yang memberikan dirinya sepenuhnya untuk domba-domba-Nya. 

Dan inilah panggilan sejati kita: untuk hidup, bekerja, dan menderita bagi sesama. Saudara-saudara yang terkasih, marilah kita berjalan dalam jejak Sang Gembala yang baik. Marilah kita menjadi pembawa cahaya-Nya di dunia yang gelap ini. Marilah kita mengasihi satu sama lain sebagaimana Dia telah mengasihi kita. Karena di dalam kasih-Nya, kita menemukan kehidupan yang sesungguhnya. 

Saudara-saudara yang terkasih, terutama bagi kaum muda di antara kita, Hari ini, kita mendengar panggilan untuk mengabdi pada hidup, untuk mengikuti teladan Sang Gembala yang baik, Yesus Kristus. Saat kita berdiri di ambang masa dewasa, pilihan hidup yang kita buat memiliki dampak yang mendalam, bukan hanya bagi diri kita sendiri, tetapi juga bagi gereja. Dunia seringkali menawarkan jalan yang mudah, yang mungkin tampak menggoda, tetapi sering kali menyesatkan. 

Namun, panggilan Kristus kepada kita adalah panggilan untuk mengikuti-Nya dengan setia, meskipun jalannya mungkin berliku dan penuh tantangan. Kaum muda memiliki kekuatan dan energi yang luar biasa, yang dapat digunakan untuk melayani dan membangun Kerajaan Allah di bumi ini. Tetapi terkadang, godaan dunia yang menyilaukan dapat mengaburkan pandangan kita akan tujuan hidup sejati kita. 

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk tetap teguh dalam iman, untuk menguatkan satu sama lain, dan untuk saling mengingatkan akan panggilan kita sebagai murid-murid Kristus. Saudara-saudari kaum muda, mari kita tidak terpedaya oleh rayuan dunia yang fana ini. Mari kita bersama-sama mengukur hidup kita dengan standar yang diberikan oleh Kristus, dan menjadi terang yang bersinar di tengah-tengah kegelapan dunia ini. 

Kita adalah bagian dari gereja, tubuh Kristus di dunia ini. Sebagaimana anggota tubuh yang berbeda, kita memiliki peran dan fungsi masing-masing dalam mewujudkan misi-Nya di dunia ini. Mari kita bekerja bersama-sama, dengan kasih dan kesetiaan, untuk membangun gereja-Nya dan menyatakan kasih-Nya kepada dunia di sekitar kita. Dalam perjalanan hidup ini, kita tidak sendiri. Kristus sendiri berjalan bersama kita, memberikan kekuatan dan hikmat yang kita butuhkan untuk menghadapi setiap tantangan. 

Marilah kita menyerahkan hidup kita sepenuhnya kepada-Nya, percaya bahwa di dalam-Nya, kita akan menemukan makna sejati dan kepuasan yang abadi. Saudara-saudari kaum muda, mari kita teruskan perjalanan ini dengan hati yang penuh semangat, iman yang teguh, dan cinta yang tulus kepada Kristus dan sesama. Karena di dalam-Nya, kita memiliki segala yang kita butuhkan untuk hidup yang bermakna dan abadi. Amin.

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.